Pertumbuhan Penduduk dan Kebudayaan

 

KASUS PENYEBAB KEMACETAN DI JAKARTA



Disusun oleh:

                         Nama : Muhamad Fitra Al-Bani

                         NPM : 10121749

                         Kelas : 1KA03

                     Dosen : Dr. DITYA HIMAWATI, SE., MM

 

JURUSAN SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

2021


 

DAFTAR ISI

 

DAFTAR ISI. i

I.       LATAR BELAKANG PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN.. 1

II.     KETERKAITAN ANTARA PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN.. 2

III. PENGERTIAN MASALAH SOSIAL DAN JENIS MASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT   3

I.       PENDAHULUAN.. 4

KASUS YANG TERKAIT DENGAN PENDUDUK MASYRAKAT DAN KEBUDAYAAN : PENYEBAB KEMACETAN DI JAKARTA.. 4

A.     PERKEMBANGAN PENDUDUK.. 8

B.     PENYEBAB KEMACETAN LALULINTAS MENURUT PANDANGAN MASYARAKAT.. 9

C.     Pembangunan Transportasi Modern di Jakarta. 10

D.     Efek Yang Timbul Setelah Diterapkannya Transportasi Umum Modern. 11

II.     ANALISIS. 12

III.        PENUTUP. 13

DAFTAR PUSTAKA.. 14

 

 


 

 

 

      I.          LATAR BELAKANG PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN

 

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lain. Penduduk bertempat tinggal di dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula,  dan berkemungkinan akan terbentuknya suatu masyarakat di wilayah tersebut. Demikian pula hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan, ini adalah hubungan dwi tunggal, yang merupakan kebudayaan adalah hasil dari masyarakat. Kebudayaan bisa terlahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu masyarakat, sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Jadi, hubungan antara masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang saling menentukan.

·         Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.

·         Masyarakat adalah suatu kehiduoan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Hal yang terpenting dalam masyarakat adalah pranata sosial, tanpa pranata sosial kehidupan bersama didalam masyarakat tidak mungkin dilakukan secara teratur. Pranata sosial adalah perangkat peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.

·         Kebudayaan adalah hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya manusia menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan nilai untuk mengatur kehidupan dan cipta merupakan kemampuan berpikir dan kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.

 

   II.            KETERKAITAN ANTARA PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN

 

Dimana penduduk adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan kebudayaan; baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia untuk melangsungkan ataupun melengkapi kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi sesuatu yang melekat dan menjadi ciri khas dari pada manusia (masyarakat) tersebut. Masyarakat dan kebudayaan terus berkembang dari masa ke masa. Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya, masyarakat yang hidup dalam keadaan yang seperti ini di sebut dengan masyarakat nomaden. Mereka berpindah ke tempat lain jika bahan makanan yang ada di derah mereka telah habis. Namun, seiring dengan waktu mereka mulai belajar untuk melestarikan daerah di mana mereka tinggal. Mereka mulai bercocok tanam dan berternak untuk melangsungkan kehidupan mereka. Hingga saat ini kegiatan bercocok tanam ( bertani ) menjadi ciri khusus masyarakat Indonesia dan dengan demi kian Indonesia di sebut dengan negara agraris, karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani hingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.

 

III.            PENGERTIAN MASALAH SOSIAL DAN JENIS MASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :

1.      Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain.

2.      Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.

3.      Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagainya.

4.      Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dan sebagainya.

       I.            PENDAHULUAN

       Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui opini masyarakat kota Jakarta mengenai model sarana transportasi umum modern yang perlu dan cocok direalisasikan di kota Jakarta. Transportasi tak lepas halnya dari kemacetan juga berimbas pada wilayah permukiman penduduk. Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan, misalnya kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan seharihari di Jakarta, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

 

 

KASUS YANG TERKAIT DENGAN PENDUDUK MASYRAKAT DAN KEBUDAYAAN : PENYEBAB KEMACETAN DI JAKARTA

 

       Transportasi merupakan sebuah kunci yang memiliki peranan penting sebagai pengembangan sebuah wilayah. Kegagalan peran transportasi memiliki dampak yang luas terhadap bidang sosial, ekonomi, politik dan perkembangan wilayah itu sendiri. Transportasi tak lepas halnya dari kemacetan juga berimbas pada wilayah permukiman penduduk. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta. Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari di Jakarta, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Kemacetan adalah kondisi dimana terjadi penumpukan kendaraan di jalan. Penumpukan tersebut disebabkan karena banyaknya kendaraan tidak mampu diimbangi oleh sarana dan prasana lalu lintas yang memadai. Akibatnya, arus kendaraan menjadi tersendat dan kecepatan berkendara pun menurun.

    

      Perilaku sopir angkutan umum di Jakarta sudah sangat meresahkan, seperti berhenti di sembarang tempat untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Hal itu membuat pengendara lainnya terpaksa mengurangi laju kendaraan yang berimbas pada makin parahnya kemacetan. Para pengendara lain bahkan takut berdekatan dengan angkutan umum.

    

       Data ini menunjukkan bahwa kondisi kemacetan di Jakarta cukup parah. Kemacetan ini disebabkan karena melonjaknya jumlah kendaraan bermotor yang ada di Jakarta. Tingginya tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta ini tidak diimbangi oleh meningkatnya sarana dan prasarana lalu lintas yang memadai. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Jakarta diperkirakan berada di kisaran 5-10% pertahun dengan sepeda motor sebagai porsi terbesar penyumbangnya.

     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kemacetan dapat terjadi karena beberapa alasan, seperti :

v  Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan

v  Terjadi kecelakaan terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas

v  Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan

v  Perbaikan jalan

v  Pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, seperti berjalan lambat di lajur kanan

v  Parkir liar dari sebuah kegiatan

v  Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati area tersebut

v  Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar, antara lain:

v  Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah

v  Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah

v  Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi

v  Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal

v  Meningkatkan stress pengguna jalan

v  Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.

 

 

 


 

A.   PERKEMBANGAN PENDUDUK

     

      Perkembangan penduduk juga penyebab kemacetan. Jumlah penduduk yang terus meningkat berakibat pada meningkatnya jumlah pergerakan atau mobilitas masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. Peningkatan jumlah kendaraan terjadi seiring bertambahnya jumlah penduduk karena kendaraan dibutuhkan untuk memfasilitasi pergerakan masyarakat. Transportasi atau kendaraan merupakan kebutuhan turunan akibat adanya aktivitas ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Kota-kota besar yang menjadi pusat ekonomi dan pemerintahan umumnya memiliki jumlah penduduk yang besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta adalah kota besar dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Hingga tahun 2014, jumlah penduduk Jakarta mencapai 10 juta jiwa. Jakarta sebagai ibukota memiliki berbagai macam fungsi dan hal ini mendorong munculnya berbagai aktivitas yang dilakukan oleh warga Jakarta. Beragamnya aktivitas yang dilakukan masyarakat Jakarta menyebabkan kebutuhan akan kendaraan meningkat. Setiap tahunnya jumlah kendaraan di Jakarta senantiasa meningkat.

 

      Peningkatan jumlah penduduk disertai dengan peningkatan aktivitas penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan kendaraan. kendaraan dibutuhkan untuk memfasilitasi perpindahan orang maupun barang. Hal ini mengakibatkan jumlah kendaraan meningkat. Disisi lain, kapasitas jalan terbatas dan volume kendaraan yang melintas tidak sebanding dengan kapasitas jalan. Akibatnya arus lalu lintas menjadi tersendat dan terjadi kemacetan lalu lintas. Kemacetan menimbulkan kerugian, baik secara ekonomi maupun sosial. Dari segi ekonomi, kemacetan dapat menyebabkan adanya tambahan biaya pembelian BBM, tambahan biaya penggantian spare part kendaraaan, biaya berobat, penghasilan yang hilang, potensi ekonomi yang hilang, dan kerugian/kerugian waktu. Sementara dari segi sosial, kemacetan menyebabkan pengguna jalan merasa stres, kesal, lelah, dan tidak nyaman.

 

B.   PENYEBAB KEMACETAN LALULINTAS MENURUT PANDANGAN MASYARAKAT

    

      Kemacetan yang terjadi di pusat kota Jakarta memang bisa dibilang cukup parah. Dari hasil wawancara dengan salah satu anggota polisi lalu lintas tersebut didapat hasil bahwa kecepatan rata-rata kendaraan di daerah tersebut antara 20-40 kilometer perjam. Dalam skala internasional, kecepatan kendaraan tersebut diklasifikasikan sebagai kategori macet. Kemacetan yang terjadi, bukan tanpa sebab. Namun pada kenyataannya masih terjadi penumpukan kendaraan. Menurut pengamatan yang telah dilakukan, kemacetan yang terjadi di daerah tersebut dikarenakan adanya penumpukan kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat

       Tidak sepenuhnya penyebab kemacetan adalah kendaraan pribadi. Di balik banyaknya kendaraan pribadi yang beredar saat ini ada latar belakang mengapa masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Hasil observasi di jalan Sudirman, dengan asumsi pengguna angkutan umum memiliki pendapat yang dapat menguatkan data yang telah diperoleh dari pihak kepolisian sebelumnya. Dari pernyataan informan dapat disimpulkan bahwa latar belakang masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum dikarenakan :

1.      Memakan waktu lama dan tidak efisien

2.      Penumpang tidak nyaman

3.      Mayoritas angkutan umum tidak terawat dengan baik.

       Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa transportasi yang lebih efektif adalah sarana transportasi yang memiliki jalur sendiri. Dalam hal ini, penulis melakukan pengamatan di berbagai media massa terkait dengan transportasi umum yang telah diterapkan di beberapa negara maju seperti di Inggris, Belanda, Swiss, dan lain-lain.

 

C.   Pembangunan Transportasi Modern di Jakarta

     

      Pengembangan angkutan umum massal bertujuan untuk meningkatkan penggunaan angkutan massal dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. MRT (Mass Rapid Transit) secara harfiah dapat diartikan sebagai moda angkutan yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal) dengan frekuensi dan kecepatan yang sangat tinggi (rapid). Menurut modanya, MRT dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain: bus (buslane/busway), subway, tram, dan monorail. MRT yang digunakan dalam bentuk subway pada prinsipnya memiliki kesamaan sistem operasi dengan kereta api. Namun, konstruksi teknisnya terdapat perbedaan karena subway terletak di bawah tanah (underground) tetapi stasiunstasiunnya langsung terhubung ke lokasi pusat kegiatan. Pengembangan MRT dapat menjadi alternatif solusi untuk mengatasi persoalan perangkutan di DKI Jakarta. Keunggulan sistem ini ialah kemampuannya mengangkut penumpang dalam jumlah besar, cepat, dan dapat diandalkan dalam berbagai situasi. Dengan mempergunakan MRT, ruang jalan akan jauh lebih efisien karena penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalisasi.

 

Light Rail Transit yang seianjutnya disingkat LRT adalah angkutan umum massal cepat dengan menggunakan kereta ringan. Kereta api ringan adalah salah satu system kereta api penumpang yang beroperasi dikawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain. Kereta api monorel Jakarta merupakan sebuah sistem mass transit dengan kereta rel tunggal (monorel) dengan jalur elevated.

 

D.   Efek Yang Timbul Setelah Diterapkannya Transportasi Umum Modern

 

Pengembangan sistem transportasi pada Propinsi DKI Jakarta adalah

1.      Meningkatkan aksesibilitas di seluruh wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sekitarnya dan menata ulang moda transportasisecara terpadu

2.      Memasyarakatkan sistem angkutan umum massal

3.      Menggalakkan penggunaan angkutan umum dan kereta api

4.      Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berlebihan

5.       Menambah jaringan jalan primer, bus rapid transit (BRT)/ bus priority, light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT)

6.      Meningkatkan jaringan jalan non tol dan membangun jalan baru.

      Permasalahan awal mengenai kemacetan, erat kaitannya dengan realisasi transportasi umum modern dengan sampel 3 jenis kendaraan umum di atas. Masyarakat memiliki opini terkait kemungkinan efek dari realisasi transportasi umum modern di Jakarta. Dalam hal ini pihak kepolisian dan masyarakat awam menjadi fokus perhatian penulis. Terdapat 2 pendapat mengenai kemungkinan efek dari realisasi transportasi umum modern di Jakarta. Kemungkinan efek yang terjadi setelah direalisasikannya sarana transportasi umum modern, dalam hal ini adalah monorail, diperkirakan akan menurunkan jumlah kendaraan pribadi dan membantu mengurangi angka kemacetan di Jakarta.

 

    II.            ANALISIS

     

      Hasil penelitian menunjukkan kemacetan yang terjadi di Jakarta dikarenakan adanya penumpukan kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat di mayoritas ruas jalan di Jakarta. Tidak sepenuhnya penyebab kemacetan adalah kendaraan pribadi. transportasi yang mungkin bisa diterapkan di Jakarta menurut asumsi masyarakat adalah: Monorail, Busway, Trem, MRT, LRT. Pada kenyataannya, warga kota Jakarta mayoritas lebih menginginkan monorail. Kemungkinan efek yang terjadi setelah direalisasikannya sarana transportasi umum modern, dalam hal ini adalah monorail, diperkirakan akan menurunkan jumlah kendaraan pribadi dan membantu mengurangi angka kemacetan di Jakarta.

 

 

 

 

 

 III.            PENUTUP

 

      Kemacetan adalah kondisi dimana terjadi penumpukan kendaraan di jalan. Penumpukan tersebut disebabkan karena banyaknya kendaraan yang tidak mampu diimbangi oleh sarana dan prasana lalu lintas yang memadai. Dampak kemacetan dapat berimbas terhadap berbagai aspek seperti aspek ekonomi, kesehatan, dan psikologis. Cara menanggulangi dan meminimalisir kemacetan di Jakarta diantaranya adalah dengan pembangunan sarana dan prasarana, menegakkan peraturan bagi para pengguna jalan, menumbuhkan kesadaran masyarakat agar menggunakan kendaraan umum, dan lain sebagainya.

     

      Kesadaran hukum seseorang dapat ditingkatkan melalui tanpa perlu dengan cara-cara keras seperti mengancam dengan cara paksaan. Kesadaran hukum itu tidak bisa dipaksakan dan tidak mungkin diciptakan dengan adanya paksaan, karena kesadaran itu berasal dari dalam diri sendiri. Seseorang akan dengan sadar mengakui adanya suatu aturan hukum tertentu, kesadaran akan hak dan kewajiban seseorang sebagai warganegara Indonesia yang baik. Pada langkah kedua dalam hal pengamanan penggunaan jalan, selalu mensosialisasikan kepada setiap pemakai jalan wajib untuk mematuhi ketentuan berlalu lintas yang dinyatakandalam rambu-rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pengatur lalu lintas.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

AMRI P. SIHOTANG , SS,SH,,M,HUM

Haryono, Danang Darunanto, Endang Wahyuni

Andar, A., Sumantri, S, &Irfan, M. (2017).

Firmansyah, D. (2012)

Harahap, E., Suryadi, A., Darmawan, D., & Ceha, R. (2017).

Qurni, I. A. (2016)

Komentar